Thursday 29 May 2014

Tulisan TOU2 Minggu ke-3


Pada postingan sebelumnya saya telah membahas mengenai Warna dan Psikologi. Tidak jauh berbeda pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Musik dan Psikologi. Selain karena menyasuaikan dengan topik sebelumnya, saya mengambil tema ini juga karena saya merasa tertarik untuk mengetahui kenapa setiap saya merasa stres meskipun tidak begitu mahir tapi bermain gitar ya bisa di bilang asal-asalan dan fals ini bisa mengembalikan mood saya.
Yap langsung saja kita bahas sedikit mengenai musik dan psikologi :)

Musik dan Psikologi

“Musik adalah getaran udara harmonis yang ditangkap oleh organ pendengaran, dan disampaikan kepada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kesan tertentu dalam diri kita,” ujar Monty Satiadarma, psikolog dan art therapist. Ia menambahkan, yang disampaikan musik bukan bunyi semata, tapi integrasi dari beragam sumber bunyi yang memiliki timbre (warna nada), ritme (irama), intonasi, dan yang paling penting, harmoni.

Di masa lalu, musik juga memiliki peran yang sangat penting di mata masyarakat primitif. Mereka percaya, musik bisa mencegah datangnya bencana atau kejadian buruk lain. Sejarah penggunaan musik sebagai media penenang psikologi manusia telah dirintis sejak masa filosof Yunani kuno, Plato dan Aristoteles. Di Iran dan dipelbagai literatur kuno soal musik, pengaruh musik terhadap jiwa manusia telah dibahas secara khusus. Selama berabad-abad yang lalum, bangsa Iran memanfaatkan terapi musik sebagai metode penyembuhan dan menjadikannya sebagai faktor yang bisa menjaga kesehatan jiwa. Masalah itu bisa kita temukan dalam buku Behjatul Arwah karya Safiyuddin Armavi.

Lewat efeknya yang ajaib, musik dapat membebaskan rasa manusia dari jeratan tekanan batin, rasa kesepian, panik, dan berbagai gangguan mental lainnya. Karena itu, kini di berbagai negara marak didirikan berbagai pusat-pusat penelitian maupun praktek terapi musik. Musik, sesuai dengan susunan interval dan ritmenya memiliki refleksi khusus yang bisa merangsang sel-sel saraf sehingga perasaan manusia bisa diperlemah, diperkuat ataupun dialihkan. Pengaruh itu bahkan telah dibuktikan secara ilmiah di sepanjang fase kehidupan manusia, mulai dari masa di embrio hingga masa senja. Bahkan bisa berpengaruh juga pada jenis mahluk hidup lainnya seperti tumbuhan.

Tidak hanya itu saja, musik terbukti berpengaruh pada sistem saraf sensorik-motorik, sistem saraf sadar, dan sel saraf lain. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Aplikasi Musik di Iran mengenai fungsi terapan musik terhadap kesehatan fisik dan mental manusia menunjukkan bahwa terapi musik bisa menjadi metode penyembuhan baru pada gangguan mental di kalangan anak-anak cacat mental. Penelitian itu membuktikan, terapi musik bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengontrol tindakan hyperaktif di kalangan anak-anak cacat mental serta bisa menciptakan perubahan mental dan perilaku yang signifikan.

Terapi Musik


Dr. Ali Zadeh Muhammadi, seorang psikolog klinis yang sudah hampir 20 tahun melakukan penelitian dan praktek terapi musik. Menurutnya, selain jenis musik, alat musik juga punya peranan penting. Untuk langkah awal, sebaiknya menggunakan jenis alat musik ritmik seperti jenis instrument musik pukul. Dr Ali Zadeh berpendapat, anak-anak cacat mental tidak bisa diajari dengan alat-alat musik yang rumit semacam gitar. Tapi mesti dengan instrumen yang sederhana dan mudah dimainkan serta cepat menjalin hubungan. Ditambahkannya, musik di kalangan orang-orang tuna netra memiliki pengaruh yang sangat ajaib, khususnya terhadap daya pendengaran mereka, sehingga banyak berpengaruh positif terhadap kualitas hidupnnya. Seruling merupakan instrumen penting dalam terapi musik.

Biasanya, para terapis membagi tema musik ke dalam lima jenis, yaitu:

  • Musik bertema trance adalah jenis musik yang mengandung ungkapan rasa ceria yang luar biasa. Jenis musik semacam itu cocok untuk menyembuhkan orang yang mengalami tekanan mental atau stress.
  • Musik yang berirama melow dan melankolis merupakan jenis musik yang menyayat perasaan. Musik semacam itu bisa menurunkan asupan sejumlah komposisi kimia dalam otak. Musik bertema melankolis dalam kondisi normal bisa mengurangi rasa sakit dan nyeri. Sementara jika didengar di saat sedih, bisa mempermudah bagi seseorang untuk menahan rasa duka. Namun, penggunaan musik bertema seperti itu secara berlebihan bisa menurunkan semangat dan kebencian.
  • Musik bertema semangat merupakan jenis musik yang bisa membangkitkan reaksi kuat dan cepat yang disertai dengan tanggapan fisiologis. Para komposer musik menggunakan tema semacam itu untuk meningkatkan gerakan badan. Jenis musik ini sangat diminati kalangan muda. Jika dimanfaatkan secara tepat, jenis musik ini bisa berdampak positif dan meningkatkan semangat.
  • Musik yang bernada ceria dengan sentuhan irama yang menenangkan. Musik seperti ini bisa meningkatkan gairah hidup dan memunculkan perasaan positif, sehingga bisa meningkatkan daya kerja. Jenis musik ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan semangat dan keceriaan di kalangan anak-anak ataupun remaja.
  • Musik relaksasi. Musik ini bernuansa lembut, monoton, dan datar. Kelembutan musiknya itu bisa menenangkan perasaan dan emosi manusia. Musik jenis ini dimanfaatkan untuk meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan emosi. Sejatinya ada banyak cara untuk menciptakan ketenangan batin. Sebagian orang berusaha memperolehnya dengan mendengarkan musik, ada yang dengan membaca buku, melakukan wisata alam, atau bahkan hanya sekedar makan dan tidur.
Dalam menangani kasus dengan terapi musik, Monty biasanya menggunakan alat untuk mengukur suhu kulit. Perubahan suhu akan menunjukkan reaksi seseorang saat mendengarkan musik. “Kalau dia semakin relaks, saya akan melanjutkan terapi. Tapi kalau dia semakin tegang, berarti musik harus diganti  karena tidak sesuai dengan kondisi psikologisnya,” ungkap  Monty.

Fisiologis dan psikologis


Unsur-unsur dalam setiap jenis musik dan alat musik dapat mempengaruhi tubuh secara fisiologis maupun psikologis. Misalnya perkusi (alat musik pukul) bekerja karena benturan benda padat, akan menghasilkan hentakan yang mempengaruhi detak jantung. Sedangkan irama musik bisa mempengaruhi irama tubuh. Maka, jika irama tubuh dalam kondisi cepat, Anda dapat membuatnya lebih tenang dengan mendengarkan musik berirama lambat.

Selain itu musik dapat mempengaruhi fungsi psikologis, antara lain kognitif (pikiran) dan emosi. Musik dapat membuat Anda teringat akan suatu hal. Bahkan musik juga mampu menggugah emosi atau perasaan, karena pada dasarnya musik memang diciptakan dari emosi pembuatnya. Misalnya, Anda mendengarkan lagu Indonesia Raya – meskipun tanpa lirik - maka timbul rasa hormat. Atau ketika mendengarkan suatu jenis musik, Anda teringat pada peristiwa di masa lalu yang membangkitkan emosi tertentu.

Psikologi musik

Psikologi musik dapat dianggap sebagai cabang psikologi atau cabang musikologi. Ilmu ini bertujuan menjelaskan dan memahami perilaku dan pengalaman musik. Psikologi musik modern lebih bersifat empiris: pengetahuan psikologi musik cenderung maju atas dasar interpretasi data tentang perilaku dan pengalaman musik yang dikumpulkan melalui observasi sistematis dan interaksi dengan manusia. Psikologi manusia adalah bidang penelitian dengan relevansi praktis untuk pertunjukan musik, komposisi musik, pendidikan musik, pengobatan musik, dan terapi musik.

Nah dari pembahasan diatas salah satu hal yang saya dapat pahami adalah bahwa berinteraksi dengan musik apalagi secara aktif, misalnya: bernyanyi dan memainkan alat musik terbukti dapat memberi keselarasan fisik, mental, dan spiritual. Dengan ini semoga postingan ini tidak berakhir sebagai tugas kuliah saja tapi semoga bermanfaat untuk membantu anda para pembaca blog ini untuk mampu mengendalikan emosi dengan musik.

Sumber :

Tuesday 27 May 2014

Tugas TOU 2 Minggu ke-3


 Salah satu poin yang di lihat seseorang saat memilih seorang pemimpin adalah sosok karismatiknya. Dengan kata lain sosok yang berkarisma ini memiliki daya tarik yang mampu membuat orang lain menganggapnya lebih mampu dari orang lain. Pada tugas kali ini saya akan menulis tengtang biografi seorang tokoh pemimpin dunia yang memiliki ciri khas atau karismatik yang membuatnya memiliki pengaruh besar dalam revolusioner anti-apartheid.

Nelson Mandela


Nelson Rolihlahla Mandela, lahir di Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918 – meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Desember 2013 pada umur 95 tahun) adalah seorang revolusioner anti-apartheid dan politisi Afrika Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999. Ia adalah orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tersebut dan presiden pertama yang terpilih melalui keterwakilan penuh, dalam sebuah pemilu multiras. Pemerintahannya berfokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial. Selaku nasionalis Afrika dan sosialis demokratik, ia menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1991 sampai 1997. Selain itu, Mandela pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok pada 1998 sampai 1999.

Aktivitas revolusi

Studi hukum dan ANC Youth League: 1943–1949

Saat belajar hukum di University of Witwatersrand, Mandela adalah satu-satunya orang pribumi Afrika di fakultas tersebut, dan meski menghadapi rasisme ia berteman dengan sejumlah mahasiswa Eropa, Yahudi, dan India liberal dan komunis, termasuk Joe Slovo, Harry Schwarz, dan Ruth First. Meski berteman dengan orang non-kulit hitam dan komunis, Mandela mendukung pandangan Lembede, percaya bahwa orang Afrika kulit hitam harus terbebas sepenuhnya dalam perjuangan mendapatkan penentuan nasib sendiri secara politik.
Pada pemilihan umum Afrika Selatan 1948 yang hanya boleh diikuti penduduk kulit putih, Partai Herenigde Nasionale yang didominasi Afrikaner pimpinan Daniel François Malan menang dan bergabung dengan Partai Afrikaner menjadi Partai Nasional. Karena rasialis secara terbuka, partai ini meresmikan dan memperluas segregasi ras melalui undang-undang apartheid yang baru. Semakin meningkat pengaruhnya di ANC, Mandela dan kader-kadernya mulai menyerukan aksi langsung terhadap apartheid, seperti boikot dan mogok, yang dipengaruhi oleh taktik masyarakat India Afrika Selatan. Karena meluangkan waktunya untuk politik, Mandela gagal pada tahun terakhirnya sebanyak tiga kali di Witwatersrand; gelarnya akhirnya ditahan permanen pada Desember 1949.

Defiance Campaign dan Presiden ANC Transvaal: 1950–1954

Mandela menggantikan Xuma sebagai Eksekutif Nasional ANC pada bulan Maret 1950. Pada tahun 1950, Mandela terpilih sebagai presiden nasional ANCYL; di konferensi nasional ANC Desember 1951, ia terus menentang front ras bersatu, sayangnya ia kalah jumlah suara. Pada April 1952, Mandela mulai bekerja di firma hukum H.M. Basner,[68] meski komitmen kerja dan aktivismenya yang meningkat berarti ia menghabiskan lebih sedikit waktunya untuk keluarga. Tahun 1952, ANC memulai persiapan Defiance Campaign gabungan terhadap apartheid dengan kelompok India dan komunis dan mendirikan National Voluntary Board untuk merekrut voluntir.
Tanggal 30 Juli 1952, Mandela ditangkap di bawah UU Pemberantasan Komunisme dan diadili sebagai bagian dari 21 orang terdakwa—termasuk Moroka, Sisulu, dan Dadoo—di Johannesburg. Dinyatakan bersalah karena "komunisme menurut undang-undang", hukuman kerja paksa mereka selama sembilan bulan diperpanjang menjadi dua tahun. Bulan Desember, Mandela dijatuhkan larangan menghadiri pertemuan atau berbicara kepada lebih dari satu orang dalam satu waktu selama enam bulan, sehingga kepresidenan ANU Transvaal-nya menjadi tidak praktis. Pada Agustus 1953, Mandela dan Oliver Tambo membuka firma hukumnya sendiri, Mandela and Tambo, yang beroperasi di pusat kota Johannesburg. Sebagai satu-satunya firma hukum milik orang Afrika di negara itu, firma ini populer di kalangan orang kulit hitam yang merasa dirugikan dan sering menangani kasus kebrutalan polisi.

Kongres Rakyat dan Pengadilan Pengkhianatan: 1955–1961

Dengan keterlibatan South African Indian Congress, Coloured People's Congress, South African Congress of Trade Unions dan Congress of Democrats, ANC berencana mengadakan Kongres Rakyat, meminta semua warga Afrika Selatan mengirimkan proposal untuk zaman pasca-apartheid. Berdasarkan tanggapan-tanggapan ini, Piagam Kebebasan dirancang oleh Rusty Bernstein yang isinya meminta pembentukan negara demokratis non-rasialis disertai nasionalisasi industri besar. Saat piagam ini diadopsi pada konferensi Juni 1955 di Kliptown yang dihadiri 3000 delegasi, polisi membubarkan acara, namun ini tetap menjadi bagian utama ideologi Mandela.
"Kami, rakyat Afrika Selatan, menyatakan kepada seluruh negeri dan dunia:
Bahwa Afrika Selatan adalah milik semua orang yang tinggal di dalamnya, hitam dan putih, dan tak satu pemerintahan pun yang dapat mengklaim kekuasaan kecuali berdasarkan keinginan rakyat."
— Kalimat pembuka Piagam Kebebasan
Pada tanggal 5 Desember 1956, Mandeal ditahan bersama sebagian besar eksekutif ANC karena "pengkhianatan tinggi" terhadap negara. Pada sidang di Penjara Johannesburg yang dipenuhi unjuk rasa massal, mereka menjalani pemeriksaan sementara di Drill Hall tanggal 19 Desember sebelum dibebaskan dengan jaminan.

Umkhonto we Sizwe dan tur Afrika: 1961–1962

Menyamar sebagai sopir, Mandela berkeliling Afrika Selatan secara rahasia dan menyusun struktur sel baru ANC dan mogok kerja massal pada 29 Mei. Dijuluki "Black Pimpernel" di media—mengutip novel Emma Orczy tahun 1905 The Scarlet Pimpernel—polisi mengeluarkan surat perintah penangkapannya. Terinspirasi oleh Gerakan 26 Juli Fidel Castro dalam Revolusi Kuba, pada tahun 1961 Mandela ikut mendirikan Umkhonto we Sizwe ("Tombak Bangsa", disingkat MK) bersama Sisulu dan komunis Joe Slovo. ANC setuju mengirim Mandela sebagai perwakilan mereka di pertemuan Pan-African Freedom Movement for East, Central and Southern Africa (PAFMECSA) Addis Ababa, Ethiopia, Februari 1962.
Di London, Inggris, ia bertemu para aktivis anti-apartheid, wartawan, dan politikus kiri ternama. Di Ethiopia, ia mengikuti kursus perang gerilya selama enam bulan, namun hanya sempat menyelesaikan dua bulan saja sebelum dipanggil pulang ke Afrika Selatan.

Penahanan

Penangkapan dan pengadilan Rivonia: 1962–1964

Pada 5 Agustus 1962, polisi menangkap Mandela dan Cecil Williams dekat Howick. Ditahan di penjara Marshall Square, Johannesburg, ia dituduh menghasut mogok buruh dan ke luar negeri tanpa izin. Tanggal 11 Juli 1963, polisi menggeledah Lilielsleaf Farm, menahan semua orang di sana, dan menyita berkas-berkas aktivitas MK, beberapa di antaranya menyebut nama Mandela. Pengadilan Rivonia langsung diselenggarakan di Mahkamah Agung Pretoria pada tanggal 9 Oktober. Mandela dan rekan-rekannya dituduh empat kali melakukan sabotase dan konspirasi untuk menggulingkan pemerintah.
University of London Union menyerukan agar Mandela menjadi presiden dan misa malam untuknya diadakan di St. Paul's Cathedral, London. Apa daya, karena dianggap penyerobot komunis, pemerintah Afrika Selatan mengabaikan tuntutan-tuntutan tersebut, dan pada 12 Juni 1964 de Wet menetapkan empat tuduhan kepada Mandela dan dua terdakwa dan menjatuhkan vonis penjara seumur hidup, bukan hukuman mati.
Pulau Robben: 1962–1982
Mandela dan terdakwa lainnya dipindahkan dari Pretoria ke penjara di Pulau Robben dan dikurung di sana sampai 18 tahun selanjutnya. Terisolasi dari tahanan-tahanan non-politik di Section B, Mandela ditahan di sel beton lembap berukuran 8 kaki (2.4 m) kali 7 kaki (2.1 m) yang dilengkapi tikar jerami untuk tidur.
Pada 1975, Mandela menjadi tahanan Kelas A, sehingga ia berhak mendapat jatah kunjungan dan surat yang lebih besar; ia menghubungi para aktivis anti-apartheid seperti Mangosuthu Buthelezi dan Desmond Tutu.
Pada akhir 1960-an, ketenaran Mandela dikalahkan oleh Steve Biko dan Black Consciousness Movement (BCM). Menganggap ANC tidak efektif, BCM menyerukan aksi militan, tetapi setelah pemberontakan Soweto tahun 1976 banyak aktivis BCM yang dipenjara di Pulau Robben. Pada Maret 1980, slogan "Free Mandela!" dicetuskan oleh jurnalis Percy Qoboza dan mengawali kampanye internasional yang memaksa Dewan Keamanan PBB menuntut pembebasannya.[146] Walaupun tekanan luar negeri sangat besar, pemerintah menolak dan bergantung pada sekutu Perang Dingin yang kuat seperti Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Perdana Menteri Britania Raya Margaret Thatcher; Thatcher menganggap Mandela teroris komunis dan mendukung penekanan terhadap ANC.

Penjara Pollsmoor: 1982–1988

Bulan April 1982, Mandela ditransfer ke Penjara Pollsmoor di Tokai, Cape Town bersama sejumlah pemimpin senior ANC Walter Sisulu, Andrew Mlangeni, Ahmed Kathrada, dan Raymond Mhlaba; mereka yakin sedang diisolasi demi menghapus pengaruh mereka terhadap aktivis-aktivis muda. Kondisi di Pollsmoor lebih baik ketimbang Pulau Robben, tetapi Mandela merasa rindu camaraderie dan pemandangan pulau tersebut.

Penjara Victor Verster dan pembebasan: 1988–1990

Sepulihnya dari tuberkulosis yang disebabkan kondisi sel yang lembap, pada Desember 1988 Mandela dipindahkan ke Penjara Victor Verster dekat Paarl. Di sini, ia tinggal di rumah sipir yang lebih nyaman dengan koki pribadi; Mandela memanfaatkannya untuk menyelesaikan studi LLB-nya. Diizinkan banyak pengunjung, Mandela melakukan komunikasi rahasia dengan pemimpin ANC yang terasingkan, Oliver Tambo.

Akhir apartheid

Negosiasi pertama: 1990–1991

Mandela melanjutkan tur Afrikanya, bertemu banyak pendukung dan politikus di Zambia, Zimbabwe, Namibia, Libya, dan Aljazair, kemudian ke Swedia untuk reuni dengan Tambo, lalu London, tempat ia tampil di konser Nelson Mandela: An International Tribute for a Free South Africa di Wembley Stadium.
Pada Mei 1990, Mandela memimpin delegasi multirasial ANC dalam negosiasi pendahuluan dengan delegasi 11 pria Afrikaner pemerintah. Pada konferensi nasional ANC Juli 1991 di Durban, Mandela mengakui kekurangan-kekurangan partai ini mengumumkan rencananya untuk membangun "satuan tugas yang kuat dan kokoh" agar memperoleh kekuasaan mayoritas. Di konferensi tersebut, ia diangkat sebagai Presiden ANC, menggantikan Tambo yang sakit, dan eksekutif nasional multigender dan multiras dipilih bersama-sama. Pada bulan September 1991, konferensi perdamaian nasional diadakan di Johannesburg. Mandela, Buthelezi, dan de Klerk menandatangani perjanjian damai, tetapi kekerasan tetap berlanjut.

Diskusi CODESA: 1991–1992

Convention for a Democratic South Africa (CODESA) diselenggarakan bulan Desember 1991 di Johannesburg World Trade Center, dihadiri oleh 228 delegasi dari 19 partai politik. CODESA 2 diadakan bulan Mei 1992. De Klerk memaksa Afrika Selatan pasca-apartheid harus memakai sistem federal dengan rotasi presiden untuk menjamin keselamatan etnis minoritas; Mandela menolaknya dan menuntut sistem kesatuan yang dikuasai kaum mayoritas. Di sana ia meminta agar Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang istimewa dan pasukan penjaga perdamaian PBB diterjunkan di Afrika Selatan untuk mencegah "terorisme negara". PBB langsung mengirim utusan khusus Cyrus Vance ke negara ini untuk membantu proses negosiasi. Menyerukan aksi massal dalam negeri, pada bulan Agustus ANC mengadakan mogok terbesar dalam sejarah Afrika Selatan dan para pendukungnya memadati jalanan Pretoria.
Bulan Juli 1993, Mandela dan de Klerk sama-sama berkunjung ke Amerika Serikat, bertemu Presiden Bill Clinton secara terpisah dan masing-masing mendapatkan Liberty Medal. Tidak lama kemudian, mereka sama-sama mendapatkan Hadiah Perdamaian Nobel di Norwegia.

Pemilihan umum: 1994

Dengan penetapan pemilu pada tanggal 27 April 1994, ANC mulai berkampanye, membuka 100 posko pemilu, dan mempekerjakan penasihat Stanley Greenberg. Pemilihan umum berlangsung dengan sedikit aksi kekerasan, termasuk bom mobil sel AWB yang menewaskan 20 orang. Mandela memberi suara di Ohlange High School di Durban, dan meski menjadi Presiden terpilih, ia mengaku secara terbuka bahwa pemilu ini penuh penipuan dan sabotase. Dengan 62% suara nasional, ANC tinggal sedikit lagi mencapai dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk mengubah konstitusi. ANC juga menang di 7 provinsi, sementara masing-masing Inkatha dan Partai Nasional 1 provinsi.

Kepemimpinan di Afrika Selatan: 1994–1999

Pelantikan Mandela dilangsungkan di Pretoria pada tanggal 10 Mei 1994, disiarkan ke satu miliar penonton di seluruh dunia. Acara ini dihadiri 4.000 tamu, termasuk pemimpin dunia dari berbagai latar belakang.[203] Selain Presiden Afrika Selatan berkulit hitam pertama, Mandela juga menjadi kepala Pemerintah Persatuan Nasional yang didominasi ANC—yang justru tidak punya pengalaman di pemerintahan—tetapi juga melibatkan perwakilan Partai Nasional dan Inkatha. Sesuai perjanjian sebelumnya, de Klerk menjadi Wakil Presiden pertama, sedangkan Thabo Mbeki sebagai wakil pada masa jabatan kedua.
Setelah duduk di kursi presiden, Mandela ganti baju beberapa kali sehari dan salah satu merek dagang Mandela adalah kemeja batiknya yang dikenal sebagai "kemeja Madiba". Ia selalu memakainya bahkan dalam suasana formal. Meski orang-orang sekitarnya hidup berkecukupan, Mandela hidup sederhana dan menyumbangkan sepertiga gaji tahunannya sebesar 552.000 rand ke Nelson Mandela Children's Fund yang ia dirikan tahun 1995.

Rekonsiliasi nasional

Memimpin transisi dari kekuasaan minoritas apartheid ke demokrasi multikultural, Mandela melihat rekonsiliasi nasional sebagai tugas utama pemerintahannya. Setelah melihat negara-negara Afrika pasca-kolonial hancur akibat ditinggalkan elit kulit putih, Mandela berusaha menjamin populasi kulit putih Afrika Selatan bahwa mereka dilindungi dan diwakili di "Bangsa Pelangi" ini.
Kontroversialnya lagi, Mandela terlibat dalam pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk menyelidiki kejahatan-kejahatan era apartheid oleh pemerintah dan ANC dan menunjuk Desmond Tutu sebagai ketuanya. Untuk mencegah munculnya martir, Komisi ini memberikan amnesti individu dengan imbalan kesaksian kejahatan yang dilakukan selama era apartheid.

Program dalam negeri

Pemerintahan Mandela mewarisi negara dengan kesenjangan kekayaan dan jasa yang sangat besar di kalangan masyarakat kulit putih dan hitam. Dengan populasi 40 juta orang, kurang lebih 23 juta di antaranya tidak terhubung dengan listrik atau sanitasi memadai, 12 juta orang tidak punya suplai air bersih, dan 2 juta anak tidak bersekolah dan sepertiga penduduknya buta huruf. 33% rakyat menganggur dan nyaris separuh populasi hidup di bawah garis kemiskinan
Di bawah pemerintahan Mandela, anggaran kesejahteraan naik 13% tahun 1996/97, 13% tahun 1997/98, dan 7% tahun 1998/99. Pada pemilu 1999, ANC mengatakan bahwa karena kebijakan mereka, 3 juta orang terhubung ke telepon, 1,5 juta anak mengenyam pendidikan, 500 klinik diperbarui atau dibangun, 2 juta orang terhubung ke listrik, akses air bersih diperluas samapai 3 juta orang, dan 750.000 rumah dibangun dengan total penghuni nyaris 3 juta orang.
Undang-Undang Pengembalian Lahan 1994 memungkinkan masyarakat yang kehilangan propertinya akibat Undang-Undang Tanah Prbumi 1913 mengklaim balik tanah mereka. Puluhan ribu orang berhasil menyelesaikan klaim tanah mereka. UU Reformasi Lahan 3 tahun 1996 melindungi hak-hak penyewa pekerja yang tinggal dan menanam hasil bumi atau beternak di peternakan. Undang-undang ini menjamin penyewa tidak dapat diusir tanpa perintah pengadilan atau usianya melebihi 65 tahun. UU Pengembangan Kemampuan 1998 menetapkan serangkaian mekanisme untuk mendanai dan mempromosikan pengembangan kemampuan di tempat kerja. UU Hubungan Tenaga Kerja 1995 mempromosikan demokrasi di tempat kerja, perundingan bersama secara tertib, serta penyelesaian efektif sengketa tenaga kerja.[235] UU Persyaratan Dasar Pekerjaan 1997 memperbaiki mekanisme kerja serta memperluas "cakupan" hak ke semua pekerja, sedangkan UU Kesetaraan Pekerjaan 1998 disahkan untuk mengakhiri diskriminasi tidak adil dan menjamin implementasi tindakan yang disetujui di tempat kerja.

Hubungan luar negeri     

Mencontoh Afrika Selatan, Mandela mendorong negara-negara lain menyelesaikan konflik melalui diplomasi dan rekonsiliasi. Pada September 1998, Mandela ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok dan mengadakan konferensi tahunannya di Durban. Ia memanfaatkan acara ini untuk mengkritik "kepentingan sempit dan chauvinistik" pemerintah Israel karena menghambat negosiasi untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina dan memaksa India dan Pakistan berunding untuk mengakhiri konflik Kashmir, dan karena itu pula ia dikritik oleh Israel dan India.

Penarikan diri dari politik

Konstitusi Afrika Selatan yang baru disetujui parlemen pada bulan Mei 1996. Konstitusi ini menetapkan serangkaian institusi untuk mengawasi kewenangan politik dan administratif di dalam bingkai demokrasi konstitusional. Mandela mengundurkan diri sebagai Presiden ANC pada konferensi Desember 1997, dan meski berharap Ramaphosa akan menggantikannya, ANC memilih Mbeki sebagai presiden; Mandela mengaku bahwa saat itu Mbeki telah menjadi "Presiden negara secara de facto". Menggantikan Mbeki sebagai Wakil Presiden, Mandela dan Eksekutif mendukung pencalonan Jacob Zuma, seorang Zulu yang sempat dipenjara di Pulau Robben, tetapi ia ditantang Winnie, yang retorika populisnya memberinya banyak pengikut di dalam partai; Zuma mengalahkannya dengan telak di pemilu.
 
Demikian sedikit kisah tentang Nelson Mandela sosok revolusioner anti-apartheid. Beliau berjuang demi kebebasan demokrasi kaum kulit hitam di afrika, penahan yang beliau alami berbagai penolakan dan hal-hal lain tidak memutuskan semangatnya. Yang akhirnya beliau berhasil mewujudkan kesamarataan hak antar kulit putih dan kulit hitam. Bahkan dalam kepemimpinannya afrika selatan mampu menjadi negara yang berhasil mensejahterakan rakyatnya.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Nelson_mandela