Pada
postingan sebelumnya saya telah membahas mengenai Warna dan Psikologi. Tidak jauh
berbeda pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Musik dan
Psikologi. Selain karena menyasuaikan dengan topik sebelumnya, saya mengambil
tema ini juga karena saya merasa tertarik untuk mengetahui kenapa setiap saya
merasa stres meskipun tidak begitu mahir tapi bermain gitar ya bisa di bilang
asal-asalan dan fals ini bisa mengembalikan mood saya.
Yap
langsung saja kita bahas sedikit mengenai musik dan psikologi :)
Musik dan Psikologi
“Musik
adalah getaran udara harmonis yang ditangkap oleh organ pendengaran, dan
disampaikan kepada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kesan tertentu
dalam diri kita,” ujar Monty Satiadarma,
psikolog dan art therapist. Ia menambahkan, yang disampaikan musik bukan bunyi
semata, tapi integrasi dari beragam sumber bunyi yang memiliki timbre (warna
nada), ritme (irama), intonasi, dan yang paling penting, harmoni.
Di
masa lalu, musik juga memiliki peran yang sangat penting di mata masyarakat
primitif. Mereka percaya, musik bisa mencegah datangnya bencana atau kejadian
buruk lain. Sejarah penggunaan musik sebagai media penenang psikologi manusia
telah dirintis sejak masa filosof Yunani kuno, Plato dan Aristoteles. Di Iran
dan dipelbagai literatur kuno soal musik, pengaruh musik terhadap jiwa manusia
telah dibahas secara khusus. Selama berabad-abad yang lalum, bangsa Iran
memanfaatkan terapi musik sebagai metode penyembuhan dan menjadikannya sebagai
faktor yang bisa menjaga kesehatan jiwa. Masalah itu bisa kita temukan dalam
buku Behjatul Arwah karya Safiyuddin Armavi.
Lewat
efeknya yang ajaib, musik dapat membebaskan rasa manusia dari jeratan tekanan
batin, rasa kesepian, panik, dan berbagai gangguan mental lainnya. Karena itu,
kini di berbagai negara marak didirikan berbagai pusat-pusat penelitian maupun
praktek terapi musik. Musik, sesuai dengan susunan interval dan ritmenya
memiliki refleksi khusus yang bisa merangsang sel-sel saraf sehingga perasaan
manusia bisa diperlemah, diperkuat ataupun dialihkan. Pengaruh itu bahkan telah
dibuktikan secara ilmiah di sepanjang fase kehidupan manusia, mulai dari masa
di embrio hingga masa senja. Bahkan bisa berpengaruh juga pada jenis mahluk hidup
lainnya seperti tumbuhan.
Tidak
hanya itu saja, musik terbukti berpengaruh pada sistem saraf sensorik-motorik,
sistem saraf sadar, dan sel saraf lain. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga
Aplikasi Musik di Iran mengenai fungsi terapan musik terhadap kesehatan fisik
dan mental manusia menunjukkan bahwa terapi musik bisa menjadi metode
penyembuhan baru pada gangguan mental di kalangan anak-anak cacat mental.
Penelitian itu membuktikan, terapi musik bisa meningkatkan rasa percaya diri
dan mengontrol tindakan hyperaktif di kalangan anak-anak cacat mental serta
bisa menciptakan perubahan mental dan perilaku yang signifikan.
Terapi Musik
Dr.
Ali Zadeh Muhammadi, seorang psikolog klinis yang sudah hampir 20 tahun
melakukan penelitian dan praktek terapi musik. Menurutnya, selain jenis musik,
alat musik juga punya peranan penting. Untuk langkah awal, sebaiknya
menggunakan jenis alat musik ritmik seperti jenis instrument musik pukul. Dr
Ali Zadeh berpendapat, anak-anak cacat mental tidak bisa diajari dengan
alat-alat musik yang rumit semacam gitar. Tapi mesti dengan instrumen yang
sederhana dan mudah dimainkan serta cepat menjalin hubungan. Ditambahkannya,
musik di kalangan orang-orang tuna netra memiliki pengaruh yang sangat ajaib,
khususnya terhadap daya pendengaran mereka, sehingga banyak berpengaruh positif
terhadap kualitas hidupnnya. Seruling merupakan instrumen penting dalam terapi
musik.
Biasanya,
para terapis membagi tema musik ke dalam lima jenis, yaitu:
- Musik bertema trance adalah jenis musik yang mengandung ungkapan rasa ceria yang luar biasa. Jenis musik semacam itu cocok untuk menyembuhkan orang yang mengalami tekanan mental atau stress.
- Musik yang berirama melow dan melankolis merupakan jenis musik yang menyayat perasaan. Musik semacam itu bisa menurunkan asupan sejumlah komposisi kimia dalam otak. Musik bertema melankolis dalam kondisi normal bisa mengurangi rasa sakit dan nyeri. Sementara jika didengar di saat sedih, bisa mempermudah bagi seseorang untuk menahan rasa duka. Namun, penggunaan musik bertema seperti itu secara berlebihan bisa menurunkan semangat dan kebencian.
- Musik bertema semangat merupakan jenis musik yang bisa membangkitkan reaksi kuat dan cepat yang disertai dengan tanggapan fisiologis. Para komposer musik menggunakan tema semacam itu untuk meningkatkan gerakan badan. Jenis musik ini sangat diminati kalangan muda. Jika dimanfaatkan secara tepat, jenis musik ini bisa berdampak positif dan meningkatkan semangat.
- Musik yang bernada ceria dengan sentuhan irama yang menenangkan. Musik seperti ini bisa meningkatkan gairah hidup dan memunculkan perasaan positif, sehingga bisa meningkatkan daya kerja. Jenis musik ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan semangat dan keceriaan di kalangan anak-anak ataupun remaja.
- Musik relaksasi. Musik ini bernuansa lembut, monoton, dan datar. Kelembutan musiknya itu bisa menenangkan perasaan dan emosi manusia. Musik jenis ini dimanfaatkan untuk meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan emosi. Sejatinya ada banyak cara untuk menciptakan ketenangan batin. Sebagian orang berusaha memperolehnya dengan mendengarkan musik, ada yang dengan membaca buku, melakukan wisata alam, atau bahkan hanya sekedar makan dan tidur.
Dalam menangani
kasus dengan terapi musik, Monty biasanya menggunakan alat untuk mengukur suhu
kulit. Perubahan suhu akan menunjukkan reaksi seseorang saat mendengarkan
musik. “Kalau dia semakin relaks, saya akan melanjutkan terapi. Tapi kalau dia
semakin tegang, berarti musik harus diganti
karena tidak sesuai dengan kondisi psikologisnya,” ungkap Monty.
Fisiologis dan psikologis
Unsur-unsur
dalam setiap jenis musik dan alat musik dapat mempengaruhi tubuh secara
fisiologis maupun psikologis. Misalnya perkusi (alat musik pukul) bekerja
karena benturan benda padat, akan menghasilkan hentakan yang mempengaruhi detak
jantung. Sedangkan irama musik bisa mempengaruhi irama tubuh. Maka, jika irama
tubuh dalam kondisi cepat, Anda dapat membuatnya lebih tenang dengan
mendengarkan musik berirama lambat.
Selain
itu musik dapat mempengaruhi fungsi psikologis, antara lain kognitif (pikiran)
dan emosi. Musik dapat membuat Anda teringat akan suatu hal. Bahkan musik juga
mampu menggugah emosi atau perasaan, karena pada dasarnya musik memang diciptakan
dari emosi pembuatnya. Misalnya, Anda mendengarkan lagu Indonesia Raya –
meskipun tanpa lirik - maka timbul rasa hormat. Atau ketika mendengarkan suatu
jenis musik, Anda teringat pada peristiwa di masa lalu yang membangkitkan emosi
tertentu.
Psikologi musik
Psikologi
musik dapat dianggap sebagai cabang psikologi atau cabang musikologi. Ilmu ini
bertujuan menjelaskan dan memahami perilaku dan pengalaman musik. Psikologi
musik modern lebih bersifat empiris: pengetahuan psikologi musik cenderung maju
atas dasar interpretasi data tentang perilaku dan pengalaman musik yang
dikumpulkan melalui observasi sistematis dan interaksi dengan manusia.
Psikologi manusia adalah bidang penelitian dengan relevansi praktis untuk
pertunjukan musik, komposisi musik, pendidikan musik, pengobatan musik, dan
terapi musik.
Nah
dari pembahasan diatas salah satu hal yang saya dapat pahami adalah bahwa
berinteraksi dengan musik apalagi secara aktif, misalnya: bernyanyi dan
memainkan alat musik terbukti dapat memberi keselarasan fisik, mental, dan
spiritual. Dengan ini semoga postingan ini tidak berakhir sebagai tugas kuliah
saja tapi semoga bermanfaat untuk membantu anda para pembaca blog ini untuk
mampu mengendalikan emosi dengan musik.
Sumber :
No comments:
Post a Comment