Saturday, 19 April 2014

TUGAS TOU2 MINGGU KE-2

Keputusan, semua orang memilih jalan yang berbeda serta melaluinya dengan cara yang berbeda pula bahkan kemampuan untuk tetap bertahan pun berbeda maka itu ada orang yang sukses ada pula yang gagal. Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang seseorang yang memiliki pilihan di dalam pilihannya yang lain dan terus jatuh namun mampu kembali mamilih meski bukan dalam waktu yang cepat. Ya, sebuah cerita dari seorang yang lebih dari teman bagiku. Sebelumnya aku berterima kasih padanya “panggil saja si A” karena telah memberikan izin untuk berbagi ceritanya untuk tugas TOU2 kali ini.
Cerita yang ku ingat ini adalah cerita di awal kami bertemu dan mulai dekat, seorang gadis remaja yang agak ribet ini menceritakan apa yang tidak bisa dia capai sesuatu yang membuat dia memilih satu pilihan. Apa si yang tidak bisa ia capai, lalu apa pilihan terakhirnya?
Si A ini sejak SMA memilih untuk merantau, dia bersekolah di luar kota jauh dari kedua orang tuanya dan bukan “pesantren” atau “asrama”. Mencoba seberapa mampu kah dia untuk mandiri dan mungkin lebih dekat dengan tempatnya nanti ingin melanjutkan kuliahnya (mungkin agak lupa tapi ya sudahlah malas nanya lagi maaf ya J). Oke langsung saja ceritanya sampai saat sudah lulus SMA dan perjuangan mendapatkan universitas idaman dimulai. Ya dia jelas mendaftar di universitas negeri yang dia incar dengan jurusan yang memang berat, sebuah mimpi yang benar-benar ingin dia capai sejak dia memutuskan untuk pergi jauh dari rumah. Namun tahun itu pilihannya belum memilihnya, lalu yang dia lakukan memilih pilihan lain. Berbeda dengan apa yang ku pikirkan jika aku ada di posisinya, ku pikir dia akan pindah ke kampus yang lebih mudah bisa memilihnya. Tapi ternyata dia memilih untuk menunggu dan mencoba tahun depan.
Menunggu satu tahun bukan hal yang mudah, nyatanya orang-orang di sekitarnya ada yang menentang tapi dia memang cukup keras. Ya keputusannya ini di ambil dengan konsistensi yang tinggi meskipun setaun nganggur itu pasti otak jadi tumpul (maaf ya). Kalian tahu menunda kuliah setaun dan kembali mengincar hal yang sama itu memang pilihan yang cukup sering dilakukan, akan tetapi cukup banyak juga yang menyerah atau mengambill jalan pintas. Dan dia belum ingin menyerah satu tahun dia mampu mempertahankan konsistensinya itu. Tentunya menungu bukan sekedar menunggu dia juga mengikuti bimbingan belajar yang memang pastinya nguras kemampuan otak dan bikin migrain (maaf lagi).
Saat-saat terberat mulai dia rasakan ada rasa lelah, penat, kecewa, dan begitu banyak pertanyaan. Dia ingin semua secepat yang dulu ia rasakan saat belajar biasa di SMA ya tapi ini pilihan dan ini belum cukup untuk membuatnya terpilih. Sayang sekali apa yang ia perjuangkan yang dia kejar yang ia letakan tepat begitu dekat dengan hatinya, ternyata tidak bisa dia capai. Dua kali gagal itu bukan hal yang mudah kehilangn satu pilihan itu menyebalkan, bahkan harus membuat pilihan yang baru itu bukan hal yang mudah. Apalagi di tambah rasa bersalah karena ada perasaan yang satu tahun itu hal yang peruma dia lakukan toh sama saja kan.
Rapat keluarga (maaf lebay), ada beberapa rekomendasi dari keluarga terdekat dengan masih adanya rasa kecewa akhirnya ia membuat keputusan “lagi”. Yap satu nama Universitas Swasta pun dia pilih, langsung saja dia daftar secara online. Memilih jurusan yang menjadi andalan kampusnya pun dia lakukan. Akhirnya pilihan ini memilihnya dan dia mampu membuat pilihan untuk berkuliah jauh dari rumah meyakinkan diri bahwa apa yang dia pilih tidak membuat kedua orang tuanya kecewa dan tidak membuat dirinya menyerah. Belajar dari kegagalan sebelumnya, sebuah keputusan yang dianggap percuma, dia bangkit dan meskipun ini kampus swasta dia meyakinkan diri untuk tepat pergi dan manjalaninya.
Setelah ini ada cerita lain sebuah cerita yang membuatnya memutuskan untuk pergi dan kami menjadi berjarak dengannya. Seorang gadis yang pernah menjadi begitu salah menjadi begitu berbeda dan kini dia menjadi seorang wanita dewasa yang meskipun merasa begitu lelah dia harus tetap bertahan. Terima kasih karena kau mengizinkanku menulis tentangmu terima kasih karena dengan ini aku bisa mengurangi rasa untuk kembali di saat kita dekat dan berbagi banyak hal. Aku dan kami baik di sini mendo’akanmu untuk sukses bersama mimpimu yang baru ingat aku, kami akan tetap menjadi kita.
Untuk teman yang lebih dari seorang teman
Kami menyanyangimu dan mendukung keputusanmu
Catt:

Maaf kalau penulisan ini berantakan dan banyak sisi yang kurang jelas karena ini di tulis oleh seorang amatir J

No comments:

Post a Comment